Selasa, 12 Maret 2019

MIMPI

hidup...
aku hidup dengan mimpiku
aku hidup dengan semangatku
aku slalu berusaha untuk menjadi yang terbaik
terkadang...
kehidupan tidak selalu seperti yang kita inginkan
semua mimpiku terhenti
ketika kegagalan datang
kuhabiskan waktuku untuk belajar
kuhabiskan waktuku untuk mencari pengalaman
kuhabiskan waktuku untuk berusaha menjadi yang terbaik
namun...
ketika kesempatan datang berulang kali
aku terlalu takut dengan mimpi burukku
aku menangis tersedu
seluruh dunia menertawaiku
aku yang gagal
aku seorang pecundang
dunia bagiku telah runtuh
duniaku menghilang
hingga akhirnya takdir mendatangiku
menuntutku pada kehidupan yang sebenarnya
kubuka gerbang kehidupanku
tapi tangisku tak kan pernah terhenti
rinduku pada mimpiku


pesanku pada semua orang yang membaca ini
jangan pernah menyerah untuk menjalani hidup kalian. jangan pernah takut untuk mecoba. lebih baik gagal setelah mencoba daripada tidak pernah sama sekali. I'll back to my blogger ^_^

Rabu, 28 Maret 2012

SHADOW PRICE



Shadow Price (harga bayangan) atau disebut juga Accounting Prices dapat dianggap sebagai suatu penyesuaian yang dibuat oleh si penilai proyek terhadap harga-harga pasar beberapa faktor produksi atau hasil produksi tertentu, berhubung harga-harga pasar itu dianggap tidak mencerminkan/mengukur biaya atau nilai sosial yang sebenarnya (social opportunity cost) dari unsur-unsur atau hasil produksi tersebut. Shadow Price dari suatu produk atau faktor produksi merupakan social opportunity cost, yaitu nilai tertinggi suatu produk atau faktor produksi dalam penggunaan alternatif yang terbaik. Dalam analisis proyek terdapat arus benefit dan biaya:
a)    Benefit suatu proyek berbentuk output (hasil produksi), yang dapat terdiri dari barang fisik atapun jasa.
b)    Biaya merupakan input yang digolongkan dalam dua kelompok:
1.    Sarana produksi atau bahan baku serta barang dan jasa intermediate yang dibeli dari produsen. Sama hal nya dengan output, harga ditentukan berdasarkan jenis barang (tradeable atau non tradeable).
2.    Faktor produksi. Setelah pembelian sarana produksi, sumber-sumber finansial yang tersedia untuk suatu proyek dibagi menurut pembiayaan atas faktor-faktor produksi yang dipekerjakan dalam proyek, yaitu tenaga kerja dan modal.
Shadow Price dianggap sebagai faktor penyesuaian yang dibuat oleh si penilai proyek terhadap harga-harga pasar daripada hasil, sarana ataupun faktor produksi tertentu, berhubung harga-harga pasar itu dianggap tidak mencerminkan/ mengukur biaya atau nilai sosial yang sebenarnya (yaitu, yang disebut dengan social opportunity cost.
Harga dianggap tidak mencerminkan harga pasar jika:
a.    Tidak mencerminkan apa yang sebenarnya diperoleh masyarakat melalui produksi yang diciptakan suatu proyek.
b.    Tidak mencerminkan apa yang sebenarnya dikorbankan seandainya sejumlah sumber atau hasil telah dipilih untuk dipakai dalam suatu proyek tertentu.
Shadow Price dari faktor produksi umumnya ditentukan oleh saling dipengaruhinya penawaran dan permintaan terhadap faktor produksi tersebut pada tingkat perekonomian secara keseluruhan. Jadi, tanggungjawab perencana pusat termasuk untuk mengukur shadow price dan menetapkan nilai-nilai yang tepat untuk dipergunakan dalam perencanaan sektoral atau proyek. Tiap penggunaan shadow price yang berbeda dengan patokan umum dan tiap pengecualian dari penerapan suatu shadow price hendaknya dibahas dengan/disetujui oleh instansi perencanaan pusat.
Penyimpangan-penyimpangan harga pasar dari social opportunity cost terutama disebabkan oleh kebijakansanaan-kebijaksanaan pemerintah yaitu pajak, subsidi, maupun pengaturan harga dan upah.
Penggunaan Shadow Price yang sering dipakai adalah dari faktor:
1.    Modal
2.    Tenaga kerja tak terdidik
3.    Devisa
4.    Pangan (berupa bahan makanan pokok dalam masyarakat, misalnya beras)
5.    Penerimaan negara yang bebas untuk dialokasikan (tidak terikat pelunasan utang, gaji pegawai negeri dsb)
Perencanaan pusat bertanggung jawab untuk mengukur shadow price dan menetapkan nilai-nilai yang tepat untuk dipergunakan dalam perencanaan sektoral atau proyek. Shadow price yang khusus untuk suatu sektor/proyek tertentu berlaku hanya dalam hal adanya pembatasan administrasi dalam pasar.
Macam-macam penggunaan Shadow Price:
1.    Shadow Price Modal
Discount Rate Sosial dapat dianggap sebagai biaya, yaitu berupa bungan yang harus ditutupi oleh perusahaan sebelum proyek tersebut dianggap menguntungkan. Harga pasar yang ada hubungannya dengan opportunity cost faktor modal adalah tingkat bunga yang dibebani kepada penanam modal atau penyelengara proyek sehubungan dengan pinjaman modal untuk investasi yang bersangkutan. Benefit yang seharusnya dapat diperoleh sehubungan dengan penggunaannya dalam kegiatan lain menjadi dikorbankan. Dalam hal ini tingkat bungan finansial menjadi benefit alternatif yang dikorbankan. Di pasar modal Indonesia tingkat bunga yang berlaku, baik yang dibebani oleh lembaga pembiayaan pembangunan atau bank komersial diatur oleh pemerintah dalam rangka meringankan beban finansial para pemakai kredit termasuk instansi pemerintah.
2.    Shadow Wage Tenaga Tak Terdidik
Shadow wage tenaga kerja tak terdidik sama dengan social opportunity cost pada shadow price faktor modal, nilai produksi yang dikorbankan dalam kegiatan lain karena orang itu dipekerjakan diproyek X.
Gagasan shadow price dikembangkan tahun 1950-an, dengan perhatian yang terpusat pada masalah pengangguran di negara berkembang, baik pengangguran terbuka maupun pengangguran terselubung (orang yang memang aktif mencari penghasilan, tetapi produktivitasnya sangat rendah). Seorang pengangguran tidak berproduksi, maka shadow wage yang sebenarnya sama dengan nol.  Namun ada juga yang mengasumsikan bahwa penggunaan tenaga kerja tak terdidik tidak mempunyai opportunity cost.
        Di perekonomian modern berhubungan erat dengan penciptaan kesempatan kerja melalui kegiatan ekonomi. Artinya, yang menarik tenaga kerja untuk datang dari daerah pedesaan dan menetap di kota atau lain daerah pembangunan bukannya tawaran tempat kerja yang mantap, melainkan kemungkinan mendapat pekerjaan yang memberikan tingkat pendapatan riil diatas tingkat yang dinikmati di pedesaan. Penampungan tenaga kerja dalam proyek pembangunan, walaupun tenaga penganggur, secara tidak langsung mempengaruhi tingkat produksi di pedesaan. Pengorbanan produksi tersebut diambil sebagai social opportunity cost faktor produksi tenaga kerja tak terdidik.

Contoh:
Sebuah proyek pembangunan jalan memperkerjakan tenaga tak terdidik dari golongan mantan buruh tani yang produk marjinalnya waktu bekerja di pedesaan diperkirakan sebesar Rp 1000 per hari. Upah yang akan dibayar sebesar Rp 2500, di mana Rp 2250 merupakan nilai konsumsi dan sisanya Rp 250 merupakan unsur pajak. Nilai sosial dari simpanan ditetapkan 50% lebih tinggi daripada konsumsi. Jadi kenaikan konsumsi buruh jalan tadi adalah sebesar Rp 1250 (Rp 2250-Rp 1000) dikalikan dengan 0,50, sama dengan Rp 625, merupakan unsur biaya sosial. Shadow Price dalam proyek adalah produk marjinal yang dilepaskan di desa ditambah dengan nilai sosial kenaikan konsumsi di kota, yaitu: 1000 + 625 = 1625. Ternyata shadow wage ini hanya mencerminkan 1625/2500 atau 62,5 dari upah pasar.






Selasa, 18 Oktober 2011

Pacaran Ajang "Degradasi Moral"


Kata “Pacaran”, bukanlah kata yang asing lagi bagi kita. Bahkan anak kecil yang masih TK pun tahu kata “Pacaran”. Pacaran dianggap seperti sebuah trend saat ini. Tapi yang perlu menjadi pertanyaan, apakah trend pacaran saat ini membawa dampak positif atau negatif?
Cinta dan nafsu merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan diera sekarang. Saat ini kata “cinta” bukan lagi hal yang suci, tetapi lebih tepatnya “cinta” memiliki kemungkinan untuk menghilangkan kesucian. Pacaran seperti sebuah pertanda tentang kemerosotan moral generasi muda zaman sekarang. Hanya sebagian kecil generasi muda saat ini yang berorientasi pada kemajuan bangsa. Kebanyakan mereka terhanyut dalam kesenangan sesaat yang tidak begitu berdampak pada masa depan mereka.
Menurut pengamatan saya, kebanyakan pacaran yang dilakukan saat ini lebih cenderung dengan hal-hal yang pada dasarnya belum penting untuk di perbuat. Hal ini seperti pertanda tentang adanya degradasi moral bangsa. Bukan lagi pilar yang kokoh yang akan menjadi penyangga bangsa, namun pilar yang rapuh itu akan selalu membayang-bayangi masa depan babgsa ini.
Ketika seharusnya mereka memikirkan  pendidikan untuk masa depannya, tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Mereka lebih cenderung memikirkan pacaran yang bisa dikatakan hanya menyita waktu dan pikiran mereka. Bahkan dampak kerugiannya tidak hanya sampai disitu saja. Mereka yang seharusnya menggunakan otak mereka untuk memikirkan pendidikan dan akademik malah memikirkan pacaran, akibatnya prestasi mereka menurun dan tak sedikit pula yang pendidikannya berantakan.
Jika pelajaran Evaluasi Proyek diaplikasikan pada kehidupan nyata. Peran dari evaluasi proyek tersebut menjadi sangat penting, karena hal tersebut secara tidak langsung berkaitan dengan rencana masa depan. Seandainya pacaran itu dinilai terlalu banyak dampak negatifnya dan tidak menguntungkan di kemudian hari, sudah seharusnya remaja sakarang tidak menjadikan pacaran sebagai trend. Dalam evaluasi proyek, jika proyek tersebut kuarang begitu berguna maka sudah kewajiban para investor untuk tidak menjalankan proyek tersebut. Sia-sia menjalankan proyek yang tidak begitu berguna, karena hanya membuang waktu dan pikiran saja. Seandainya remaja sekarang mau berfikir seperti itu, pasti semua akan menjadi indah pada waktunya.
Ada seseorang yang mengatakan bahwa salah satu fungsi pacaran bisa dijadikan motivasi belajar, namun realita yang terjadi tak berkata begitu. Hal itu bahkan hanya sebagai ajang pemuasan nafsu saja. Kalaupun benar menjadi motivasi, tetapi hanya sebagian kecil saja yang bisa melakukan hal itu. Hanya orang-orang yang memiliki moral dan akhlak baik yang biasa seperti itu, tetapi tetap saja hal itu belum bisa diuji kebenarannya.
Ketika saya berfikir tentang bangsa ini, saya merasa kasian. Tak banyak orang yang mau memikirkan nasib bangsanya, padahal bangsa ini memiliki penduduk yang sangat banyak. Tetapi mungkin yang mau memikirkannya hanya 5% sampai 7% saja yang mau berfikir tetntang masa depan bangsanya.
Melihat kasus-kasus perselingkuhan dan perceraian yang dilakukan para dewan dan kasus-kasus lain di sana. Betapa memprihatinkan nasib bangsa ini. Negara kaya dan luas seperti Indonesia hanya di huni dengan orang-orang egois yang tidak pernah memperdulikannya. Mungkin saat ini, degradasi moral sungguh kelihatan di depan mata kita. Bukan lagi budaya tanah air yang dijunjung tinggi, tetapi kebebasan yang selalu di dengung-dengungkan selalu disalahgunakan da disalah artikan oleh oknum-oknum tak bertangggungjawab.
Benih-benih generasi muda seharusnya dibekali pendidikan moral yang baik dari kecil. Sehingga ketika mereka mulai tahu tentang dunia luar dan kebebasan, mereka tahu batas-batas dan mengetahui cara menyikapinya dengan baik. Hal ini bukan lagi menjadi tugas pemerintah dalam memberikan pendidikan moral terhadap generasi muda, namun hal ini adalah tugas kepada semua orang yang sadar untuk memberikan pengarahan kepada generasi muda agar mereka dapat melangkah kepada masa depan yang lebih cerah.

Kamis, 22 September 2011

Belenggu Kemiskinan


Kata-kata kemiskinan sepertinya sudah menjadi bagian hidup masyarakat Indonesia. Bahkan jika menyebut Indonesia, erat kaitannya dengan kemiskinan. Indonesia dan kemiskinan, kenapa seperti memiliki hubungan yang sangat erat. Di indonesia sudah hal yang wajar orang menderita bahkan mati karena kelaparan. Di saat golongan yang lain menghambur-hamburkan uangnya untuk barang-barang yang tidak begitu penting, tapi di sisi lain ada banyak orang yang harus mengais-ngais sampah hanya demi sesuap nasi.
            Hampir 14% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan. Itu persentasi angka versi BPS, tetapi kita tidak tahu kenyataannya. Tiap tahun kriteria kemiskinan berubah-ubah sesuai kebutuhan pemerintah. Sebut saja sesuai kehendak pemerintah, entah itu relevan atau tidak tetapi yang penting secara persentase angka kemiskinan di Indonesia dari tahun ke tahun semakin menurun.
            Pada tahun 2007 angka kemiskinan di Indonesia hampir mencapai 17%, lalu tahun 2008 turun menjadi 15,5%, tahun 2009 menurun lagi menjadi 14, 15%. Data yang di update terakhir versi BPS tahun 2010 angka kemiskinan di Indonesia menurun  menjadi 13,33%. Sungguh perkembangan yang mengagumkan. Dari tahun ke tahun angka kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan yang relatif cukup bagus. Dalam periode 4 tahun pemerintah mampu menurunkan angka kemiskinan hampir 4%. Tetapi yang menjadi permasalahannya, di kemanakan 4% penduduk miskin tersebut. Masih menjadi pertanyaan besar, apakah sudah sejahtera atau mati karena kemiskinan?. Itulah hal yang patut dicari tahu.
            Salah satu kebijakan pemerintah yang sangat kontroversial yaitu pemberian BLT (Bantuan Langsung Tunai) atau kadang dipelesetkan menjadi “Bantuan Langsung Tawur”. Bagaimana tidak bisa disebut seperti itu, lihat saja pada kenyataannya banyak korban akibat BLT. Pengambilan BLT yang harus antri dan berjubel kadang memicu konflik kecil yang berbuntut pertikaian atau bahkan ada nenek atau anak kecil yang harus meregang nyawa akibat terjepit antrian. Suatu hal yang ironis sekali penduduk miskin di Indonesia, sudah menderita karena miskin ditambah lagi harus mempertaruhkan nyawa untuk BLT.
            Di sisi lain pembagian uang cuma-Cuma oleh pemerintah itu akan menambah Inflasi. Karena kebanyakan uang tersebut digunakan untuk konsumsi saja, bukan investasi seperti yang dibayangkan pemerintah. Pendapatan naik, maka konsumsi juga naik tanpa dibarengi adanya kenaikan produksi barang dan jasa maka akibatnya permintaan naik dan menyebabkan harga barang dan jasa naik serta uang yang beredar juga bertambah mengakibatkan inflasi.
            Kemiskinan di Indonesia juga erat kaitannya dengan gaya hidup orang Indonesia yang malas dan pasrah. Kebanyakan dari mereka menerima nasib sebagai orang miskin tanpa mau berusaha untuk mengubah nasib. Seolah-olah miskin itu merupakan takdir dari Tuhan yang tidak bisa dirubah. “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali mereka mau berusaha” Qs Ar-Ra’du : 11. Tuhan saja berfirman seperti dalam Al-Qur’an, tetapi tetap saja kebanyakan penduduk miskin di Indonesia seperti itu. Seandainya mereka mau agak berusaha sedikit, memperbaiki pola hidup, menaikkan standart pendidikan dan memperbaiki kualitas hidup serta berusaha keras pasti mereka bisa keluar dari belenggu kemiskinan.
            Pemerintah tidak boleh menjadi kambing hitam sepenuhnya atas masalah yang membelit Indonesia ini. Jika kita secara bersama-sama melawan kemiskinan dan kebodohan yang membelenggu bangsa kita, tentu kita bisa lepas dari jurang pemderitaan ini. Maka partisipasi semua pihak sangatlah diharapkan demi memperbaiki kualitas bangsa ini agar dapat menjadi lebih baik lagi. J

Senin, 25 April 2011

Aku dan Kegelapan

Aku diam, aku menangis dan aku tersenyum
Dalam renungan ini, aku sadar
Bahwa hanya kau yang ku inginkan
Tapi egoku slalu berkata lain
Kau, bukan untukku
Aku tak pantas untukmu
Seorang wanita yang kurang sempurna sepertiku
Tak pernah layak menyentuh "cinta"
Biarlah aku mengejar impiku
Tapi kini aku kandas diterjang badai hati
Aku galau, aku sendiri, dan aku dalam keputus asaan
Aku dan Aku
Hanya tinggal menghitung waktu
Melepas semua yang ku genggam selama ini

















Minggu, 01 Agustus 2010

"Kontroversi Infotaiment"

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan informasi dari luar dirinya. Informasi dan komunikasi menjadi kebutuhan mendasar yang dibutuhkan manusia di masa kini. Itulah yang menyebabkan keberadaan atau eksistensi pers di tengah-tengah masyarakat menjadi sangat penting. Hal tersebut dimanifestasikan melalui tulisan atau berita yang berasal dari wartawan, reporter, redaktur, kolumnis, pengamat, pemerhati, sastrawan, dan penulis yang lain.

Infotaiment merupakan contoh program kecil dalam industri penyiaran di Indonesia. Eksistensi infotaiment bukan lagi menjadi hal yang baru di kalangan masyarakat. Bahkan bagi sebagian masyarakat, menganggap infotaiment adlah bagian terpenting dalam kehidipannya. ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri, selalu malihat infotaiment. Berita-barita infotaiment dianggap marupakan salah satu kebutuhan yang paling mendasar dalam hidupnya.

Sekarang ini, keberadan infotaiment menjadi kontroversi di masyarakat. Di masyarakat ada pihak pro dan kontra terhadap infotaiment. Fenomena yang biasa terjadi, dan menjadi hal yang lumrah di masyarakat. Hal ini tidak hanya terjadi dimasyarakat, namun juga di Pemerintahan. Pemerintaha mulai membuat wacana tentang pembatasan terhadap infotaiment. Berbagai hal yang menimbulkan kontroversi, sehingga perlu adanya peninjauan ilang terhadap keberadaan dan fungsi infotaiment di Indonesia.

Pers mempunyai fungsi untuk memberi informasi kepada masyarakat dan mendidik. Namun terdapat pihak pro dan kontra terhadap infotaiment berkaitan dengan funsinya tersebut. Pihak pro berpendapat bahwa infotaiment telah menjalankan fungsinya sebagai salah satu bagian dari pers yaitu menyampaikna informasi dan mendidik masyarakat. Infotaiment memberikan informasi-informasi yang penting dan perlu diketahui oleh masyarakat berkaitan denag figur-figur orang ternama. Dari infoemasi tersebut, maka infotaiment memberikan pandidikan moral dan sosila kepada masyarakat. Sedangkan, pihak kontra berpendapat bahwa informasi yang disampaikan oleh infotaiment sebagian besar tidak penting dan tidak mendidik masyarakat. Informasi yang diberikan merupakan privasi seseorang yang seharusnya tidak perlu untuk dipublikasikan.

Di tengah-tengah masyarakat, infotaiment mmberikan kontrol sosial. Hal ini mengenai kontrol terhadap tingkah laku ternadap figr-figur idola masyarakat. Agar mereka berperilaku sesuai dengan nilai noora yang berlaku di masyarakat. Mengingat mereka adalah figur pubilk yang dapat menjadi panutan hidup masyarakat. Dengan hal itu infitaiment memberikan kontrol sosial dan menyampaikan berbagai kritik yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Nmaun disisi lain, banyak pihak yang menganggap hal itu jarang dilakukan oleh infotaiment. Pesan-pesan moral yang tersirat dalam beritanya, sulit dicerna oleh masyarakat. Hal tersebut terjadi karena adanya keanekaragaman latar belakang pendidikan masyarakat. Sehingga informasi yang disampaikan justru menimbulakan plemik di masyarakat.

Di sisi lain keberadan infotaiment menjadi hiburan kepada masyarakat. Menghibur bukan dalam hal-hal yang lucu saja, melainkan dalam arti yang luas, seperti menimbulkan rasa puas, menyenangkan kepada para penikmat infotaiment.

Menurut Dr. Mulharnetti Tyas, berdasarkan penelitian yang beliau lakukan. Bahwa banyak praktisi infotaiment melanggar privasi. Hal-hal yang seharusnya menjadi privasi seseorang, diberitahukan kepada umum. Sehingga hal tersebut menyalahi aturan yang berlaku. Infotaiment tidak mau menghormati narasumber. Pencari berita infitaiment memaksa narasumber untuk berpendapat, padahal narasumber tidak bersedia diwawancarai.

Narasi yang dibuat cenderung menyudutkan narasumber. Berita-berita yang dibuat cenderung bersifat menyerang narasumber. Fakta dan opini juga tidak jelas, sehingga menimbulkan ambigu dan polemik di masyarakat.

Topik yang diangkat dan dipublikasikan cenderung belum diklarifikasikan kepada pelaku, sehigga manimbulkan kesan bahwa itu adalah fitnah. Opini-opini yang ditampilkan belum tentu kejelasannya. Sehigga dapat mengarah pada praduga tak bersalah.

Sebagian tokoh masyarakat menganggap bahwa infotaiment telah melanggar kode etik jurnalistik. Namun secara pasti belum diketahui kejelasannya. Jika kedua belah pihak dipertemukan untuk berdiskusi, malah akan menimbulkan perdebatan yang tidak menemukan penyelesaian dan titik temunya. Seperti acara diskusi bersama yang digelar oleh acara salah satu stasiun TV swasta tadi malam.

Berbagai pendapat dari masyarakat mengenai eksistensi infotaiment, mulai dari yang menyudutkakan keberadaan hingga yang mengacungi jempol kepada infotaiment. Infotaiment cenderung manampilkan adegan-adegan yang tidak pantas untuk ditayangkan, walaupun yelah disensor. Namun hal ini malah akan menimbulkan rasa penasaran penonton untuk melihat adegan tersebut. Acara yang ditampilkan kepada masyarakat cenderung tidak mendidki. Dalam penyajian informasi terlalu berlebih-lebihan. Nmaun dari pendapat-pendapat negatif tersebut, ada yang berpendapat bahwa Infotaiment salah satu pengendali sosial.

Ezky Suyanto (anggota Komisi Penyiaran Indonesia) mangatakan bahwa ada hal-hal yang perlu dibenahi oleh infotaiment yaitu jam tayang dan konten yang disajikan. Jam tayang infotaiment harus jam-jam tertentu yang tidak mudah diakses oleh anak-anak. Sekarang ini mulai pagi sampai malam, banyak dijumpai acara-acar infotaiment yang sangat mudah diakses oleh anak-anak. Konten-konten yang disajikan harus mempertimbangkan keadaan dan dampak sosialnya di masyarakat sehigga dampak negatif dapat diminimalisir.

Televisi menempatkan program infotaiment sebagai program andalan, karena memiliki rating tertinggi. Infotaiment merupakan contoh program kecil dalam salah satu industri penyiaran di Indonesia. Jangan sampai hal-hal kecil, walaupun menimbulkan kontroversi. Hal itu tidak sampai menimbulkan perpecahan di masyarakat. Sepatutnya infotaiment, menjunjung tinggi aturan-aturan yang ada dan tidak melanggar nilai norma yang berlaku di masyarakat. Untuk kedepannya diharapkan infotaiment di Indonesia tetap menerapkan standart etika yang tinggi.



Sekian




Cerita Kelam yang Terabaikan

Ini tentang sebuah cerita
Yang terabaikan, terlunta-lunta dan disia-sia
Zaman memang telah modern
Perkembangan teknologi sangat pesat
Tapi coba lirik kami
Hidup di tumpukan sampah
Mengais-ngais demi sesuap nasi
Lihat mereka
Mobil Mercy mentereng
Butiran mutiara menghiasi tubuh mereka
Sutra melekat pada tubuh mereka
Bersenda gurau
Penuh kebahagiaan dunia
Mewakili kemewahan, kekayaan dan kemalasan
Disini kami berdiri
Di antara sampah
Bersahabat dengan kemiskinan
Dicekik harga
Dihantui masa depan yang suram
Whai wakil kami
jika engkai sudi
Tengoklah kami
Lihatlah derita kami
Sekejap saja
Tolong bersahabat dengan kami
Tapi ini memang takdir alam
Air susu dibalas dengan air susu busuk
Yang menusuk da memabukkan
Ya Allah, berikan mereka kesadran
Sehingga mereka sudi melihat nasib kami
Orang teraniaya di ranah Negeri