Kata
“Pacaran”, bukanlah kata yang asing
lagi bagi kita. Bahkan anak kecil yang masih TK pun tahu kata “Pacaran”. Pacaran dianggap seperti
sebuah trend saat ini. Tapi yang
perlu menjadi pertanyaan, apakah trend pacaran saat ini membawa dampak positif
atau negatif?
Cinta
dan nafsu merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan diera sekarang. Saat
ini kata “cinta” bukan lagi hal yang
suci, tetapi lebih tepatnya “cinta”
memiliki kemungkinan untuk menghilangkan kesucian. Pacaran seperti sebuah
pertanda tentang kemerosotan moral generasi muda zaman sekarang. Hanya sebagian
kecil generasi muda saat ini yang berorientasi pada kemajuan bangsa. Kebanyakan
mereka terhanyut dalam kesenangan sesaat yang tidak begitu berdampak pada masa
depan mereka.
Menurut
pengamatan saya, kebanyakan pacaran yang dilakukan saat ini lebih cenderung
dengan hal-hal yang pada dasarnya belum penting untuk di perbuat. Hal ini
seperti pertanda tentang adanya degradasi
moral bangsa. Bukan lagi pilar yang kokoh yang akan menjadi penyangga
bangsa, namun pilar yang rapuh itu akan selalu membayang-bayangi masa depan
babgsa ini.
Ketika
seharusnya mereka memikirkan pendidikan
untuk masa depannya, tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Mereka lebih cenderung
memikirkan pacaran yang bisa dikatakan hanya menyita waktu dan pikiran mereka.
Bahkan dampak kerugiannya tidak hanya sampai disitu saja. Mereka yang
seharusnya menggunakan otak mereka untuk memikirkan pendidikan dan akademik
malah memikirkan pacaran, akibatnya prestasi mereka menurun dan tak sedikit
pula yang pendidikannya berantakan.
Jika
pelajaran Evaluasi Proyek
diaplikasikan pada kehidupan nyata. Peran dari evaluasi proyek tersebut menjadi
sangat penting, karena hal tersebut secara tidak langsung berkaitan dengan
rencana masa depan. Seandainya pacaran itu dinilai terlalu banyak dampak
negatifnya dan tidak menguntungkan di kemudian hari, sudah seharusnya remaja
sakarang tidak menjadikan pacaran sebagai trend. Dalam evaluasi proyek, jika
proyek tersebut kuarang begitu berguna maka sudah kewajiban para investor untuk
tidak menjalankan proyek tersebut. Sia-sia menjalankan proyek yang tidak begitu
berguna, karena hanya membuang waktu dan pikiran saja. Seandainya remaja
sekarang mau berfikir seperti itu, pasti semua akan menjadi indah pada
waktunya.
Ada
seseorang yang mengatakan bahwa salah satu fungsi pacaran bisa dijadikan
motivasi belajar, namun realita yang terjadi tak berkata begitu. Hal itu bahkan
hanya sebagai ajang pemuasan nafsu saja. Kalaupun benar menjadi motivasi,
tetapi hanya sebagian kecil saja yang bisa melakukan hal itu. Hanya orang-orang
yang memiliki moral dan akhlak baik yang biasa seperti itu, tetapi tetap saja
hal itu belum bisa diuji kebenarannya.
Ketika
saya berfikir tentang bangsa ini, saya merasa kasian. Tak banyak orang yang mau
memikirkan nasib bangsanya, padahal bangsa ini memiliki penduduk yang sangat
banyak. Tetapi mungkin yang mau memikirkannya hanya 5% sampai 7% saja yang mau
berfikir tetntang masa depan bangsanya.
Melihat
kasus-kasus perselingkuhan dan perceraian yang dilakukan para dewan dan
kasus-kasus lain di sana. Betapa memprihatinkan nasib bangsa ini. Negara kaya
dan luas seperti Indonesia hanya di huni dengan orang-orang egois yang tidak
pernah memperdulikannya. Mungkin saat ini, degradasi moral sungguh kelihatan di
depan mata kita. Bukan lagi budaya tanah air yang dijunjung tinggi, tetapi
kebebasan yang selalu di dengung-dengungkan selalu disalahgunakan da disalah
artikan oleh oknum-oknum tak bertangggungjawab.
Benih-benih
generasi muda seharusnya dibekali pendidikan moral yang baik dari kecil.
Sehingga ketika mereka mulai tahu tentang dunia luar dan kebebasan, mereka tahu
batas-batas dan mengetahui cara menyikapinya dengan baik. Hal ini bukan lagi
menjadi tugas pemerintah dalam memberikan pendidikan moral terhadap generasi
muda, namun hal ini adalah tugas kepada semua orang yang sadar untuk memberikan
pengarahan kepada generasi muda agar mereka dapat melangkah kepada masa depan
yang lebih cerah.
lanjutkan... artikel yang bagus, penuh pesan moral... sip...sip
BalasHapus